Kami Ingin Reuni 212, Memang Kenapa?

Reuni 212, Suara Inqilabi, Nasrudin Joha
Tidak usah berkeluh kesah, mengumbar fitnah, membuat sederet pertanyaan dan meminta alasan, menghimbau hingga 'memaksa' agar kami urung mengadakan reuni 212. Semakin dilarang, semakin menantang. Semakin dicibir, semakin menjadi buah bibir. Semakin ditekan, insyaAllah reuni 212 justru akan menunjukan peran sentralnya sebagai bandul politik ekstra parlemen yang menjadi gerbong penyambung aspirasi umat.

Anda, yang mengaku alumni atau yang benar-benar alumni. Yang masih murni, atau bergeser 'nyebong' ke kubu mukidi. Tidak perlu turut campur, tidak perlu sok memiliki andil, apalagi repot-repot berusaha 'menggagalkan' persatuan umat. Ingatlah ! Petuahmu tak diindahkan, fatwamu tak memiliki daya ikat. Setelah segala keculasan dan pengkhianatan, lantas Anda masih memiliki muka untuk mengatur agenda ?

Silahkan Anda, menbuat agenda sendiri. Dari tudingan budeg, buta, al makiyun, capresuna capresikum, mukidi nyantri, serta sederet daftar kebohongan lain yang akan segera diedarkan. Tidak perlu ikut campur urusan kami, biarlah kita berpisah dengan agenda masing-masing.

Silahkan berhimpun dengan agenda kekuasaan, sementara kami akan fokus dengan agenda umat, agenda pembelaan pada akidah Islam, agenda pembelaan umum terhadap kemuliaan kalimat tauhid -setelah sebelumnya dilecehkan oleh Banser dan para penguasa zalim- saat kasus pembakaran bendera tauhid di Garut.

Banser, telah melecehkan lafadz tauhid berdalih bendera ormas. Penguasa, melecehkan kalimat tauhid berdalih mengganggu rapat umum yang tidak dilarang. Lantas, setelah semua pelecehan itu kalian anggap semua urusan selesai ? Kalian kumpulkan ormas dan tokoh, setelah itu kalian membuat komitmen sepihak dan kami dipaksa untuk tunduk pada kesepakatan terlarang itu ?

Kami akan bergerak, berkumpul, meninggikan kalimat tauhid, dan memberikan pembelaan umum terhadapnya. Kami akan tunjukkan, persatuan kami tak dapat dipecah dengan culasnya kekuasaan zalim. Kami telah terbiasa dengan penindasan, dan kami akan semakin kokoh dengan berbagai ujian dan kesulitan.

Kami ingin reuni, kami ingin melepas rindu sesama pejuang Islam, kami ingin meninggikan kalimat tauhid, kami ingin kabarkan kezaliman para penguasa, kami ingin satukan tekad untuk membela kelimat tauhid, lantas kalian mau apa ? Kalian bisa memangkas bunga, tapi kalian tak akan mampu menghalangi musim semi.

Kalian mengira, tekanan dan kezaliman akan menghentikan perjuangan. Kalian mengira, kesulitan akan berujung keputus-asaan. Keliru Bung ! Kami, telah mengambil pelajaran penting dari aksi bela Islam 212. Pelajaran penting itu adalah 'tidak ada yang mampu menghambat kemenangan yang ditolong oleh Allah SWT'.

Jadi terus saja berbuat makar, silahkan buat skenario yang lebih keras untuk menghalangi persatuan umat Islam. Kami, hanyalah aktor biasa yang sedang menjalankan skenario Allah SWT. Kami pastikan, kami iman kepada Allah swt, yakin atas pertolongan-Nya, dan kami kabarkan : "Kami Pasti Menang, Kalian Pasti Kalah !"

Lihatlah, perhatikanlah ! Skenario itu sedang berjalan dan terus menuju puncak kemenangan. Berat sekali ikhtiar kalian, jika harus mengontrol ratusan juta orang yang memiliki visi membela kalimat tauhid. Kalian, akan berhadapan dengan jutaan orang yang siap disebut 'syahid' karena membela Lafadz tauhid.

Kami umat Islam telah melihat dunia sebagai senda gurau belaka. Kami telah meyakini, bahwa surga adalah tempat terbaik untuk kembali dan kekal didalamnya. Kehidupan itu, kekalnya surga, yang telah membimbing mata dan hati kami terpaut pada akherat, dan terbiasa mengesampingkan pedihnya dunia.

Sekali lagi, kami mau reuni 212. Kalian mau apa ? []. Tulisan : Nasrudin Joha

Post a Comment

0 Comments